Pasha Ernowo - Okezone

WISATA kemiskinan memang unik dan terdengar aneh. Siapa yang mau melihat pemukiman kumuh, kotor, dan tak sedap di pandang mata. Tapi jangan salah, ternyata peminatnya cukup banyak.
Seiring dengan banyaknya wisatawan yang datang untuk mengikuti wisata kemiskinan dan liputan media yang sangat gencar, sehingga banyak menuai kritikan dari kalangan pemerintah pusat maupun daerah terhadap kegiatan tersebut.
“Jangan hanya bisanya mengkritik terhadap kegiatan yang saya lakukan, karena saya melakukan ikut untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Bukan memperlihatkan kemiskinan terhadap para wisatawan asing seperti yang dikemukakan para pejabat pemerintahan,” tambahnya.
Sementara itu ketika si turis datang, tak semuanya berkosong tangan. Si miskin mungkin sekali mendapat sumbangan, bantuan sembako, atau benda lainnya. Mereka senang, bahkan suka hati berpotret dengan para wisatawan sambil tertawa lebar.
Salah satu warga Luar Batang, Jakarta Utara, Nur Hayati (20) mengatakan, dengan banyaknya wisatawan yang datang mengunjungi kami. Merupakan suatu kebahagian yang sangat tidak terkira. Apalagi mereka sangat membantu kami dari segi perekonomian dan bantuan sarana rumah peribadatan.
“Wisatawan yang dibawa Pak Ronny sangat membantu kami dalam membangun sarana musholla yang kami dirikan dengan biaya swadaya warga,” jelasnya. “Malahan ada dua wisatawan yang masih muda mengunjungi rumah saya,” tambahnya.
Hal senada dengan Nur, wakil Rt Udin Komarudin Tanjung (35) menjelaskan, sangat bangga atas kegiatan yang dilakukan pak Ronny dalam membawa wisatawan yang datang kewilayah kami.
“Tidak ada rasa malu sedikit pun terhadap wisatawan yang datang untuk melihat kami. Karena memang seperti ini keadaan kami,” jelasnya.
(uky)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar